Mitos Seputar pilek dan Penyebab Pilek - Hidung tersumbat adalah masalah utama yang dialami penderita pilek. Ada yang bilang dengan menghindari minum susu, pilek tersebut bisa cepat sembuh. Padahal pernyataan itu cuma mitos.
|
Mitos Seputar pilek dan Penyebab Pilek |
Simak mitos lain tentang pilek selengkapnya seperti yang dilansir dari Listverse berikut ini.
Salah satu gejala pilek adalah demam. Banyak yang berpikir dengan memakai selimut tebal dan membiarkan tubuh berkeringat mampu menghilangkan demam. Padahal, hal itu tidak berhasil. Memakai selimut tebal ketika demam hanya akan membuat tubuh lebih nyaman, namun tidak membaik.
Ada mitos kuno yang menyebutkan seseorang bisa terkena demam dari jarum suntik. Mitos ini berasal dari kesalahpahaman vaksin flu yang berisi virus yang dilemahkan. Selain salah, mitos ini juga tidak ada hubungannya dengan pilek. Sebab flu dan pilek adalah dua kondisi kesehatan yang berbeda.
Sistem imun yang lemah tidak meningkatkan risiko terkena pilek. Sebab orang sehat maupun sakit punya kesempatan terserang pilek yang sama. Hal itu sudah dibuktikan dalam penelitian yang menemukan fakta kalau 95 persen orang yang terkena virus pilek langsung menyerang membran pernapasan. Sementara hanya 75 persen dari mereka yang sekaligus terkena demam dan pilek bersamaan.
Mitos lain yang beredar tentang pilek adalah mengonsumsi banyak vitamin C dan zinc mampu mempercepat kesembuhan demam. Sayangnya hal itu tidak benar. Jika terkena demam dan pilek, cara terbaik meredakannya hanya dengan minum obat penahan rasa sakit dan menunggu sembuh dengan sendirinya.
Kebanyakan orang terkena demam saat cuaca sedang dingin. Benarkah? Ternyata tidak. Sebab rupanya orang-orang lebih banyak terserang demam dan pilek saat musim panas. Hal ini dikarenakan virus menjadi lebih aktif di musim panas.
Banyak orang yang berpikir minum susu saat pilek akan memperparah lendir di saluran pernapasan. Padahal susu tidak menyebabkan lendir sama sekali. Minum susu Anda sesuka hati ketika pilek dan buktikan bahwa susu tidak memberi efek apapun.
Ada pula mitos yang menyebutkan mencium seseorang yang sedang pilek akan membuat Anda tertular penyakitnya. Faktanya, jumlah virus pilek pada bibir dan mulut tergolong kecil dan tidak menimbulkan penularan pilek. Kecuali jika Anda mencium hidung orang sakit pilek, tentu risiko tertular akan lebih besar.
Ingat pesan orang tua yang berkata jangan pergi saat cuaca sedang dingin karena Anda bisa terkena demam? Rupanya pesan tersebut tidak begitu akurat. Pasalnya suhu tubuh tidak mempengaruhi serangan demam dan pilek. Tidak peduli Anda kepanasan, kedinginan, basah, atau kering, kalau virus tidak menyerang, pilek juga tak akan datang.
Batuk dan runny nose (hidung mengalirkan cairan ingus terus-menerus) juga merupakan salah satu gejala pilek. Banyak orang berpikir tidak perlu mengobatinya. Namun membiarkan gejala ini begitu saja bisa membuat Anda menularkan pilek pada orang lain. Jadi sebaiknya pasang masker jika harus ke sekolah, bekerja, atau pergi ke tempat umum dan bertemu banyak orang.
Sebenarnya, makan tidak memberi dampak negatif ketika Anda sedang sakit. Sebaliknya, makanan akan memberikan energi pada tubuh. Sehingga aktivitas yang padat tetap bisa dijalani meskipun Anda sedang pilek.
Itulah mitos-mitos populer tentang pilek. Jangan asal percaya sebelum mengetahui kebenarannya ya!
Important notes: You've read the article
"Mitos Seputar pilek dan Penyebab Pilek" Don't forget to read the other articles ya.. thanks...